Kata Mutiara Bijak
Bapak Mario Teguh pernah berujar, “Keluarkanlah penyesalan dan kebencian dari hatimu. Masukkanlah senyum baru ke dalam hatimu.” Dari pernyataannya itu ia mengajak kita untuk singkirkan kebencian, kedengkian, dan penyesalan. Isi hati dengansenyum guna menuju kebahagiaan. Berikut kata mutiara bijak lainnya dari Mario Teguh:
“Marilah kita tegas meninggalkan masa lalu di masa lalu. Moving on is better than sadness.”
“Kita berhasil karena mengupayakan pencapaian impian kita, bukan karena berupaya mengalahkan orang lain.”
“Masa depan itu tidak pasti, karena kalau pasti, tidak ada harapan lagi bagi yang gagal hari ini.”
“Apa pun bisa dijadikan menarik. Apakah yang Anda lakukan untuk menjadikan diri Anda menarik?”
“Berlakulah ramah kepada orang lain. Anda tidak pernah tahu kepedihan hatinya”
“Bersedihlah sebentar, tapi lebih bergembiralah karena Tuhanmu sedang menyiapkanmu bagi yang lebih baik.”
“Hari ini aku akan menjadi kuat dan tegas, karena aku kuat dan bertanggung-jawab bagi kebahagiaanku sendiri.”
“Dalam dua hari, besok menjadi kemarin. Marilah kita jadikan hari ini sebagai masa lalu yang kita syukuri besok.”
Kata Motivasi Kehidupan
Motivator berkepalaplontosini pernah berujar, “Syukurilah keluarga Anda. Bahagiakanlah mereka. Keluarga adalah alasan bagi kerja keras dan rezeki Anda.” Karena keluarga adalah segala, maka kehidupan adalah demi mereka. Ini termasuk kerja keras Anda saat membanting tulang. Berikutkata motivasi kehidupan lainnya dari Mario Teguh:
“Jangan gantungkan kebahagiaan Anda kepada kebaikan orang lain.”
“Hiduplah sepenuhnya menjadi lelanange jagad, laki-lakinya dunia, yang membanggakan orang tua, istri dan anak-anak.”
“Jangan bersahabat dengan orang yang merendahkan Anda.”
“Wanita yang baik akan menjadikanmu lebih baik, dan sebaliknya.”
“Tidak ada kebersamaan yang bisa tumbuh mencapai bentuk terbaiknya tanpa persahabatan.”
“Derita hati tidak bisa hilang hanya dengan mengeluh. Dekatkanlah dirimu kepada Tuhan, dan lakukan yang baik.”
“Kekecewaan diciptakan bukan untuk melemahkan harapan, tapi untuk menguatkan upaya berikutnya.”
“Maafkanlah. Lupakanlah sakitnya, tapi ingatlah pelajarannya.”
